Sabtu, 25 April 2015

Jambore Kepramukaan ABK Bagian dari Pembinaan Mental dan Karakter

Jakarta, Kemdikbud --- Jambore kepramukaan anak berkebutuhan khusus (ABK) yang dilaksanakan di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Pramuka Cibubur, pada 29 September-2 Oktober 2014 berusaha menanamkan nilai-nilai pembentukan karakter. Kegiatan yang merupakan kerja sama Kemdikbud dengan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ini bertujuan mengenalkan revolusi mental, yang diharapkan bisa membangun fondasi karakter yang kuat.
"Ini bagian dari pembinaan mental dan karakter," kata Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Mudjito, pada konferensi pers sebelum jambore kepramukaan ABK dibuka, Senin (29/09/2014), di Cibubur, Jakarta.
Mudjito menambahkan ada banyak nilai-nilai yang diharapkan dapat terserap melalui kegiatan jambore ini . To live adalah nilai yang memandang kelainan bukanlah hambatan untuk exist dalam menjalani kehidupan. Tuhan punya maksud dan tujuan untuk setiap ciptaannya. Untuk itu aktivitas jambore ini memberikan berbagai macam kecakapan, baik soft skill maupun hard skill.
Nilai berikutnya adalah to love, mencintai diri, sahabat, saudara, bahkan lingkungan. Dengan begitu akan tercipta kehidupan yang rukun, dan harmoni. Selanjutnya to learn, dengan proses pembelajaran dalam interaksi dengan seksama, maka hasil belajar itu bisa didapat, dan belajar adalah aktivitas sepanjang hayat di sekolah maupun di luar sekolah.
Nilai lainnya adalah to play, dalam proses pembentukan karakter perlu suasana yang nyaman, gembira, sehingga merangsang ketertarikan dan keingintahuan. Dengan begitu penyerapan dari peserta bisa lebih maksimal.Sedangkan nilai to work, metode yang diterapkan dalam kepramukaan merupakan proses belajar aktif-progresif dengan pengalaman langsung di alam terbuka. Belajar sambil melakukan dan berbuat sesuatu sebagai bagian transformasi dalam kehidupan nyata.
Kemudian to sense, hambatan yang dialami oleh anak berkebutuhan khusus dalam penginderaan, tidak menjadi halangan bagi mereka untuk bisa mengenali, dan memanfaatkan potensi yang mereka miliki. Untuk itu penginderaan diajarkan dalam kepramukaan untuk mengasah kepekaan diri. Yang tak kalah penting adalah to cooperate, dalam kepramukaan nilai persaudaraan, persahabatan dan kerja sama merupakan bagian yang tidak terpisahkan, dengan kegiatan ini pula menumbuhkan rasa tanggung jawab, kebersamaan dan kepemimpinan. Yang terakhir adalah to pray, sebagai bentuk kesadaran akan hakikat penciptaan manusia, penanaman keimanan dan ketaqwaan menjadi tujuan yang paling utama dalam kegiatan kepramukaan melalui aktivitas berfikir dan berbuat.
Terkait pembelajaran ABK, Mudjito menekankan bahwa anak berkebutuhan khusus perlu suasana pendidikan yang menarik, menyenangkan, menantang, dan mengandung nilai-nilai edukatif, sehingga mereka mampu meningkatkan kepercayaan dan kompetensi diri dalam mencapai kemandirian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar